Breaking News

Banjir Bali Terkini: 14 Orang Meninggal, 2 Masih Hilang, Ratusan Warga Mengungsi

Denpasar, Baliberkabar.id – Dampak banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bali kian memprihatinkan. Hingga Kamis sore (11/9/2025), 14 orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian tim gabungan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa jumlah korban terus bertambah sejak Rabu malam. “Semalam baru 10 orang. Hari ini ditemukan lagi empat korban di sekitar Pasar Badung. Masih ada dua yang belum ditemukan, mohon doa semua pihak,” katanya saat meninjau Posko Bencana Banjir Tohpati, Denpasar.

Data BNPB mencatat korban jiwa tersebar di empat daerah: Denpasar (8 orang), Gianyar (3 orang), Jembrana (2 orang), dan Badung (1 orang). Dua korban hilang yang masih dicari berada di wilayah Denpasar.

Selain itu, 562 orang terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam. Mereka tersebar di dua titik pengungsian utama, yaitu 327 orang di Kabupaten Jembrana dan 235 orang di Kota Denpasar. Balai desa, sekolah, musala, dan banjar digunakan sebagai tempat penampungan sementara.

Suharyanto menjelaskan, banjir kali ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai 385 milimeter dalam sehari, ditambah pengaruh fenomena atmosfer global berupa gelombang Rossby dan Kelvin. “Tahun 2023 dan 2024 tidak ada banjir besar. Baru tahun ini hujan sangat ekstrem karena fenomena alam,” ujarnya.

Gubernur Bali telah menetapkan status tanggap darurat bencana. Dengan status ini, pemerintah pusat langsung menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, susu anak, pakaian dalam, hingga perlengkapan perempuan.

BNPB juga mengerahkan pompa air dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jakarta untuk mempercepat penyedotan genangan di kawasan Pasar Badung yang lumpuh akibat banjir.

Setelah masa tanggap darurat, pemerintah pusat akan masuk ke tahap pemulihan. Warga yang rumahnya rusak akan menerima bantuan perbaikan: Rp15 juta untuk kerusakan ringan, Rp30 juta untuk kerusakan sedang, sedangkan infrastruktur umum seperti jalan dan jembatan akan diperbaiki.

Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan. Alih fungsi lahan, berkurangnya resapan air, dan kerusakan daerah aliran sungai kerap memperparah dampak bencana alam.

“Bencana ini pengingat bagi kita semua, bahwa menjaga alam adalah bagian dari menjaga keselamatan manusia,” kata Suharyanto. (Smty)
© Copyright 2022 - Bali Berkabar