Buleleng - baliberkabar.id | “Tidak ada tempat bagi premanisme di Buleleng!” Teriakan lantang Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, S.I.K., M.H. menggema di Lapangan Mapolres Buleleng saat memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Pekat Agung 2025, Senin (5/5/2025) pagi.
Operasi yang berlangsung dari 5 hingga 12 Mei 2025 ini bukan sekadar formalitas. Ini perang terbuka melawan segala bentuk premanisme, kekerasan, intimidasi, dan pemerasan yang selama ini mengganggu rasa aman masyarakat.
“Negara tidak boleh tunduk pada preman. Bertindak tegas, jangan ragu! Selama sesuai prosedur, sikat habis!” tegas Kapolres dalam arahannya yang menyengat.
Sebanyak 55 personel pilihan diterjunkan. Mereka tergabung dalam empat Satgas utama dengan mandat jelas: bersihkan Buleleng dari preman! Target mereka meliputi senjata tajam, senpi ilegal, kawasan rawan seperti pasar, pelabuhan, proyek pemerintah, parkiran, hingga tambang.
Kapolres tidak sekadar mengecam. Ia membeberkan fakta lapangan: premanisme kini berkedok ormas, kelompok massa, hingga individu yang seolah "kebal hukum". Tapi Polres Buleleng sudah bersiap. Tak ada yang akan dilindungi. Tak ada yang akan ditolerir.
“Preman berkostum ormas atau apapun, kalau intimidatif dan anarkis, itu musuh rakyat! Kami tidak akan kompromi,” tegasnya lagi.
Operasi ini adalah tindak lanjut dari instruksi Kapolda Bali melalui STR Nomor: STR/394/IV/OPS.1.3./2025. Dan sesuai perintah, pendekatan yang digunakan adalah represif. Artinya, tidak ada negosiasi bagi pelaku kejahatan yang meresahkan.
Kapolres juga memberi peringatan keras kepada seluruh anggota: bertindak profesional, taati SOP, terutama bagi yang membawa senjata api. “Kalau kamu lalai, kamu berhadapan langsung dengan saya,” ujar AKBP Widwan Sutadi, tajam.
Dengan nada tinggi, ia menutup apel: “Jangan beri ruang untuk preman! Lindungi masyarakat! Ini perintah! Buleleng harus bersih!” (Smty)
Social Header