Kesalahpahaman ini bermula pada Kamis malam (17/4/2025) sekitar pukul 21.20 WITA, saat GS, warga Desa Gesing, mengantarkan adiknya, GA, warga Desa Munduk, pulang ke rumah. Keduanya saat itu diketahui dalam pengaruh alkohol, dan dalam situasi tersebut, GS diduga mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan GA. Hal ini memicu terjadinya ketegangan antara mereka, meski keduanya dikenal berteman akrab.
Mediasi dihadiri oleh Kapolsek Banjar AKP I Dewa Gede Ariana, Perbekel Desa Munduk Nengah Sudira, Perbekel Desa Gesing, para keluarga dari kedua pihak, Klian Dusun Tamblingan, Klian Dusun Gesing 3, serta Bhabinkamtibmas dari kedua desa.
Dalam suasana penuh kekeluargaan, kedua pihak diberikan pemahaman akan pentingnya menjaga hubungan baik antarwarga. Setelah melalui dialog yang intensif, GA dan GS akhirnya sepakat untuk berdamai, saling memaafkan, dan menandatangani surat pernyataan damai.
Kapolsek Banjar menegaskan bahwa upaya penyelesaian damai ini bertujuan untuk mencegah meluasnya konflik antarwarga dan menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kecamatan Banjar. Ia juga mengapresiasi kesadaran warga dan pemerintah desa yang turut mendukung terciptanya solusi damai.
Mediasi digelar pada Jumat, 25 April 2025, di Kantor Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas upaya menjaga kerukunan ini. Semoga setelah kesepakatan ini, hubungan antarwarga semakin erat," ungkap AKP I Dewa Gede Ariana.
Hal senada disampaikan Perbekel Desa Munduk, Nengah Sudira, yang berharap agar semua persoalan ke depan dapat diselesaikan dengan musyawarah dan kepala dingin. (Sdn)
Social Header