Buleleng - baliberkabar.id | Subak sebagai sistem budaya yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, membutuhkan dukungan semua pihak agar tetap lestari. Dengan memperkuat semangat gotong royong, pelibatan generasi muda, serta kolaborasi antarinstansi, subak di Buleleng diyakini akan terus ajeg dan berkelanjutan sebagai bagian dari jati diri masyarakat Bali.
Sistem subak di Kabupaten Buleleng terus diperkuat melalui penguatan nilai-nilai tradisional dan semangat gotong royong, yang menjadi kunci utama keberlanjutan warisan budaya pertanian Bali tersebut. Tidak sekadar sistem irigasi, subak mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, yakni harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.
Kepala Bidang Adat dan Tradisi, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Gede Angga Prasaja, menegaskan pentingnya pendataan ulang terhadap seluruh subak dan subak abian yang ada. Langkah ini sejalan dengan arahan Dinas Kemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali dan menjadi dasar dalam menjalankan program-program pelestarian budaya secara tepat sasaran.
"Hal ini menjadi kunci penting keberlanjutan subak di Kabupaten Buleleng. Data yang akurat akan menjadi landasan dalam merancang kebijakan yang relevan dan berkelanjutan," ujar Angga saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/5/2025).
Pendataan yang dilakukan tidak hanya terbatas pada subak, tetapi juga menjangkau petani muda di seluruh desa adat. Kegiatan ini melibatkan sinergi lintas instansi, termasuk Dinas Pertanian yang menghadirkan penyuluh pertanian untuk memberikan edukasi, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) yang fokus pada aspek pengairan dan infrastruktur pendukung.
Sebagai langkah strategis untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap pertanian dan pelestarian subak, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng telah merancang program lomba video kreatif bagi siswa SMA/SMK dan yowana yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2026.
"Harapannya, generasi muda merasa tertarik dan bangga menjadi bagian dari pelestarian subak. Dari ketertarikan itu bisa tumbuh kecintaan, dan pada akhirnya mereka terlibat langsung dalam kegiatan pertanian tradisional yang luhur ini," imbuh Angga.
Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Made Siladharma, menyampaikan bahwa pihaknya terus mendampingi kelompok subak melalui pelatihan dan penyuluhan pertanian. Bantuan sarana seperti alat pertanian, pupuk, dan benih juga secara rutin disalurkan.
"Dalam pemberian bantuan, kami juga memfasilitasi rehabilitasi jaringan irigasi bersama instansi terkait. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi air, yang menjadi nadi utama sistem pertanian di subak," jelas Siladharma. (Smty)
Social Header