Buleleng - Baliberkabar.id | Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Berbasis Konten Budaya Lokal yang berlangsung di Gedung PLUT Singaraja, Rabu (25/6/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk menumbuhkan generasi penulis muda yang mampu menggali, menarasikan, dan menghidupkan kembali kekayaan budaya lokal dalam karya tulis yang kreatif dan relevan dengan zaman.
Kepala DAPD Buleleng, Made Era Oktarini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis menulis, tetapi bagian dari gerakan kebudayaan untuk memperkuat jati diri Buleleng melalui literasi.
“Buleleng adalah tanah yang sarat akan cerita dan nilai-nilai luhur. Dari legenda Jayaprana–Layonsari, tari Trunajaya, hingga kisah tokoh perjuangan seperti I Gusti Ketut Puja—semuanya menjadi sumber inspirasi tak terbatas dalam dunia kepenulisan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kadis Era menekankan bahwa budaya bukan hanya tradisi atau benda pusaka, melainkan napas kehidupan yang hidup dalam lisan, lagu, tenun, ritual, hingga kisah sehari-hari masyarakat. Semua itu, menurutnya, akan mudah lenyap jika tidak dicatat dan diwariskan dalam bentuk tulisan.
“Kami ingin para peserta bisa melahirkan tulisan-tulisan yang tidak hanya berbobot dan inspiratif, tetapi juga mampu menyentuh pembaca lintas generasi. Budaya harus hadir dalam wajah kekinian, termasuk di ruang digital,” tegasnya.
Bimtek ini diikuti puluhan peserta dari kalangan pelajar dan pegiat literasi. Mereka mendapatkan pembekalan langsung dari para penulis dan budayawan Buleleng, seperti Made Adnyana Ole, Eka Prasetya Kusuma Negara, dan I Made Nuryata. Kegiatan dipandu moderator I Putu Nova Anita Putra.
DAPD Buleleng berharap, karya para peserta tak berhenti sebagai dokumen pribadi, namun bisa berkembang menjadi konten kreatif digital, sumber pengetahuan, hingga bahan ajar yang memperkuat identitas budaya Buleleng.
“Lewat tulisan, kita tak hanya mendokumentasikan masa lalu, tetapi juga membangun memori kolektif untuk masa depan. Jangan ragu menulis. Karena menulis adalah bentuk cinta paling nyata pada budaya kita,” pungkas Kadis Era. (Smty)
Social Header