Sumedang – baliberkabar.id | Sebuah pemandangan sederhana namun sarat makna mewarnai hari terakhir Retret Kepemimpinan Nasional di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat. Gubernur Bali, Wayan Koster, terekam tengah menyapu dan merapikan sendiri kamar yang ia tempati, tanpa pendamping ajudan atau protokol resmi.
Tindakan kecil itu menjadi pengingat kuat: kerendahan hati seorang pemimpin bukan sekadar slogan, melainkan teladan nyata yang menginspirasi.
Dalam suasana pagi yang sibuk, Bapak Koster tampak menyiapkan seluruh barang pribadinya secara mandiri. Ia memastikan kebersihan ruangan tetap terjaga, menyapu lantai, melipat selimut, hingga mengepak perlengkapan tanpa meminta bantuan siapa pun. Sikap membumi itu tak lepas dari kebiasaan hidup sederhana yang sudah tertanam sejak masa mudanya.
Saat remaja, Wayan Koster merantau seorang diri ke Bandung untuk menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Hidup ngekost dan mandiri sejak belia membentuk karakternya menjadi pribadi yang tangguh, tulus, dan tak canggung melakukan pekerjaan apa pun, termasuk yang sering dianggap sepele.
"Bagi beliau, kepemimpinan sejati lahir dari kesadaran untuk menghargai tempat dan proses. Semua dimulai dari hal-hal kecil, dari tindakan sederhana yang dilakukan dengan ketulusan," ujar salah satu peserta retret yang menyaksikan langsung momen tersebut.
Di tengah jabatan tinggi dan beban tanggung jawab besar, Bapak Koster konsisten menunjukkan bahwa pelayanan masyarakat tidak terpisah dari sikap disiplin terhadap diri sendiri. Bukan pencitraan, melainkan laku hidup yang dijalani konsisten sejak muda hingga kini.
Momen ini sekaligus menjadi pengingat bagi banyak pihak, bahwa keteladanan bukan hanya tampak dalam pidato atau kebijakan di atas panggung. Kadang, teladan itu justru berbicara paling lantang melalui tindakan diam yang sarat makna. (Smty)
Social Header