Breaking News

Lomba Dharma Gita Se-Kecamatan Buleleng, Menyemai Nilai Budaya dan Religius di Kalangan Generasi Muda


Buleleng – baliberkabar.id | Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Kecamatan Buleleng bersama Widyasaba menyelenggarakan Lomba Dharma Gita se-Kecamatan Buleleng di Gedung Serba Guna Citta Karya Graha, Kelurahan Banjar Jawa, Kamis (27/6/2025). 

Mengusung tema “Jayananda Dharma Sakti”, kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata melestarikan seni baca sloka dan kekawin yang sarat makna religius, sekaligus membangun karakter generasi muda Hindu di Bali.

Lomba dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng yang diwakili Fungsional Ahli Muda Sejarah dan Cagar Budaya, Made Sukanara. Dalam sambutannya, Sukanara menekankan pentingnya pelestarian Dharma Gita sebagai warisan budaya yang tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual.

“Kegiatan ini bagian dari upaya menjaga tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Harapan kami, lomba semacam ini bisa berkelanjutan dan dikembangkan menjadi ajang tahunan, bahkan ke tingkat kabupaten maupun provinsi,” ujarnya.

Ia juga mengakui, meski pelaksanaan kerap menghadapi keterbatasan anggaran, kegiatan pelestarian budaya tetap harus dijaga keberlanjutannya. Dharma Gita, menurutnya, memiliki peran penting dalam mendukung upacara keagamaan sekaligus membentuk karakter umat Hindu, terutama generasi muda.

Camat Buleleng, I Made Dwi Adnyana, dalam kesempatan yang sama menilai lomba Dharma Gita kali ini memiliki nilai strategis karena selaras dengan ajaran Trisakti Bung Karno, khususnya dalam aspek berkepribadian dalam kebudayaan.

“Lebih dari sekadar lomba, ini menjadi ruang pembentukan karakter dan kepribadian berbasis nilai luhur agama Hindu. Penghayatan sloka dan kekawin mengajarkan ketekunan, ketulusan, dan kebanggaan pada tradisi,” tuturnya.

Dwi Adnyana juga mengimbau seluruh peserta yang telah mengikuti technical meeting agar tetap berkomitmen mengikuti rangkaian lomba hingga tuntas. Selain itu, ia meminta dewan juri melakukan penilaian secara objektif, karena hasil lomba akan menjadi bahan seleksi menuju tingkat yang lebih tinggi.

Ketua Panitia, Nyoman Mawan, menjelaskan lomba diikuti 12 pasangan peserta perwakilan desa adat atau desa pakraman se-Kecamatan Buleleng. Para pemenang akan menerima piagam penghargaan dan uang pembinaan, dengan kategori Juara I, II, III, serta Harapan I, II, III. Seluruh hadiah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kecamatan Buleleng. (Smty)

© Copyright 2022 - Bali Berkabar