Pengusaha tambak udang bersama warga Yehembang mengadakan mediasi; pihak tambak siap membantu mengatasi krisis air.
Jembrana, BaliBerkabar.id – Polemik kekeringan yang melanda warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, akibat dugaan aktivitas tambak udang di Banjar Yehbuah, akhirnya menemukan titik terang. Setelah melalui proses mediasi, pihak tambak bersedia membantu mengatasi krisis air yang dialami warga.
Sebelumnya, puluhan warga dari Banjar Pasar dan Banjar Baleagung mengeluhkan debit air sumur mereka menyusut drastis, bahkan beberapa mengering. Warga menduga, kondisi ini dipicu oleh puluhan sumur bor milik tambak udang yang menyedot air tanah secara masif.
“Dulu, meski kemarau panjang, sumur-sumur kami tetap mengeluarkan air. Sekarang banyak yang kering,” ungkap salah seorang warga saat menyampaikan aspirasi di Bale Tempek, beberapa waktu lalu.
Merespons keluhan itu, Pemerintah Desa Yehembang memfasilitasi pertemuan antara warga terdampak dan pihak tambak pada Kamis (14/8/2025). Mediasi berlangsung di balai desa dan dihadiri unsur pemerintah desa, perwakilan warga, serta manajemen tambak udang.
Perbekel Yehembang, I Made Semadi, mengatakan pertemuan tersebut berjalan kondusif dan penuh suasana kekeluargaan. Dari hasil dialog, pihak tambak menyepakati langkah konkret untuk membantu warga mendapatkan kembali akses air bersih.
“Pihak tambak siap membangun sumur bor baru lengkap dengan jaringan pipa untuk menyalurkan air langsung ke rumah-rumah warga terdampak,” ujar Semadi, Jumat (15/8/2025).
Saat ini, kata Semadi, pemerintah desa bersama pihak tambak tengah mencari titik lokasi yang paling tepat untuk pengeboran. “Proses pembangunan akan segera dimulai begitu lokasi sumur bor disepakati,” tambahnya.
Kesepakatan ini disambut positif oleh warga, yang berharap solusi tersebut dapat segera terealisasi sebelum musim kemarau semakin panjang. Pemerintah desa juga berjanji akan melakukan pemantauan agar pasokan air tetap terjaga dan tidak memicu konflik serupa di kemudian hari. (Smty)


Social Header