Bangli, baliberkabar.id - Seorang petani di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, ditemukan meninggal dunia diduga akibat gantung diri di kebun miliknya, Selasa (21/10/2025) pagi.
Aksi nekat korban diduga dilatarbelakangi rasa depresi akibat penyakit asma dan diabetes yang dideritanya sejak lama.
Korban diketahui bernama Jero Putu S (62), warga Banjar Batu Meyeh, Desa Songan B. Ia ditemukan oleh istrinya, Ni Jero S (75), sekitar pukul 06.30 WITA dalam posisi tergantung di dahan pohon jambu mete di kebun yang berada tepat di depan rumah mereka.
Menurut keterangan saksi, pagi itu sang istri terbangun dan tidak menemukan suaminya di tempat tidur. Setelah mencari di sekitar rumah, ia mendapati korban sudah tergantung. Panik, saksi memanggil anaknya, I Komang M (40), serta warga sekitar untuk meminta pertolongan. Warga bersama keluarga kemudian menurunkan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kintamani.
Kapolres Bangli melalui Kasi Humas IPTU Ketut Gede Ratwijaya membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, personel Polsek Kintamani bersama Unit Inafis Polres Bangli serta petugas medis dari Puskesmas Kintamani V langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan warga.
“Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan bekas jeratan pada leher dan keluarnya cairan bercampur darah dari kemaluan serta anus. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau luka akibat penganiayaan. Di lokasi juga diamankan tali plastik warna biru sepanjang 1,5 meter yang digunakan korban untuk gantung diri,” ujar IPTU Ratwijaya, Selasa (21/10/2025).
Ia menambahkan, sehari sebelum kejadian, korban baru pulang dari menjalani perawatan di salah satu klinik di Kabupaten Karangasem. Korban diketahui cukup lama menderita penyakit asma dan diabetes, yang diduga menjadi pemicu tekanan psikologis hingga akhirnya nekat mengakhiri hidupnya.
“Dugaan sementara, korban depresi karena penyakit yang dideritanya. Kami telah melakukan penanganan sesuai prosedur dengan tetap mengedepankan aspek kemanusiaan,” jelas IPTU Ratwijaya.
Pihak kepolisian menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada keluarga korban dan mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis anggota keluarga yang menghadapi masalah berat atau penyakit kronis.
“Kami mengajak masyarakat agar tidak segan mencari bantuan medis maupun psikologis bila menghadapi tekanan hidup. Polri siap hadir memberikan pendampingan dan pelayanan bagi masyarakat,” tambahnya.
Polres Bangli menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pelayanan cepat dan profesional dalam menangani setiap peristiwa di wilayah hukumnya, baik kasus kriminal maupun kemanusiaan. Kehadiran Polri diharapkan menjadi wujud nyata sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat sesuai semangat Polri Presisi. (Smty)
Social Header