Buleleng – baliberkabar.id | Fenomena guru yang aktif membuat konten di media sosial kembali menjadi sorotan publik. Dewan Pendidikan Buleleng memberikan peringatan serius terkait maraknya guru yang terlalu fokus membuat konten di lingkungan sekolah hingga dikhawatirkan mengganggu proses pembelajaran.
Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana, menyuarakan keprihatinannya terhadap tren guru yang kini gencar membuat konten untuk platform seperti TikTok dan Facebook. Pernyataan ini ia disampaikan pada Jumat, (25/4/ 2025).
Aktivitas pembuatan konten di dalam lingkungan sekolah dinilai berpotensi menggeser prioritas utama guru dalam mendidik dan membimbing siswa. Meskipun tidak menolak perkembangan digital, Sedana menekankan pentingnya bijak dalam memanfaatkan media sosial, terutama saat berada di ruang kelas.
Menurut Sedana, jika guru terlalu terfokus pada pembuatan konten, mereka bisa kehilangan arah terhadap tugas utamanya. Ia mengkhawatirkan bahwa yang dipikirkan bukan lagi materi ajar, melainkan ide konten berikutnya. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga profesionalisme dan mematuhi kode etik profesi guru.
Dewan Pendidikan mendorong Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk segera mengeluarkan surat edaran resmi kepada seluruh sekolah. Surat ini bertujuan untuk mengingatkan kembali peran dan tanggung jawab guru sebagai ujung tombak pendidikan.
Sementara, Plt. Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menyatakan dukungannya terhadap imbauan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang guru berkegiatan di dunia digital selama kontennya mendukung kegiatan pendidikan. Namun, ia mengingatkan agar guru tidak membuat konten yang melibatkan privasi siswa atau tidak relevan dengan dunia pendidikan.
“Kami ingin guru tetap jadi teladan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” tutup Ariadi. (Smty)
Social Header