Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Celukan Bawang menyelenggarakan simulasi penanganan pembongkaran muatan limbah B3.
Buleleng, baliberkabar.id | Kondisi kapal tanker Floating Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas yang telah tambat di dermaga curah cair Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, sejak tahun 2018, kini menjadi perhatian serius. Kapal bermuatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini dilaporkan mengalami kemiringan dan diduga mengalami kebocoran, sehingga berpotensi mencemari laut sekitar.
Mengantisipasi situasi terburuk, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Celukan Bawang menggelar simulasi penanganan bongkar muatan limbah B3 pada kapal tersebut. Simulasi yang dilaksanakan beberapa waktu lalu itu melibatkan para pihak terkait, termasuk Kesatuan Penjagaan Laut dan Pelayaran (KPLP) serta tenaga kerja dari PT Tenang Jaya, perusahaan yang ditunjuk untuk melakukan proses pemindahan limbah.
Kepala KSOP Celukan Bawang, Taufikur Rahman, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah preventif guna memastikan kesiapan seluruh personel apabila terjadi insiden saat proses bongkar muatan dilakukan.
"Muatan yang ada dalam kapal ini termasuk kategori barang berbahaya, sehingga proses pemindahan harus benar-benar memperhitungkan keselamatan pekerja dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kami melakukan simulasi sebagai bentuk mitigasi risiko,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).
Dalam simulasi tersebut, petugas KPLP melaksanakan latihan drill medivac, yakni skenario evakuasi medis darurat. Latihan ini mencakup prosedur evakuasi, titik kumpul, serta penggunaan peralatan medis untuk mengantisipasi kemungkinan kecelakaan kerja saat pemindahan limbah berlangsung.
“Waktu evakuasi juga kami hitung secara ketat. Dari skenario yang dijalankan, evakuasi medis berhasil diselesaikan dalam waktu 30 menit hingga pasien simulatif tiba di rumah sakit terdekat,” jelas Taufikur.
Meski simulasi telah dilakukan, proses bongkar muatan limbah B3 belum bisa dilaksanakan lantaran kapal Cinta Natomas masih dalam posisi miring. Kondisi tersebut diduga akibat pergeseran muatan dari tangki lain melalui pipa klep yang tidak kedap, sehingga menyebabkan aliran minyak mengendap di bagian tertentu kapal.
“Kami tidak akan memaksakan proses bongkar muatan selama kapal belum kembali stabil. Ini demi keselamatan semua pihak dan mencegah risiko pencemaran laut,” tegasnya.
Diketahui, kapal Cinta Natomas telah berada di Pelabuhan Celukan Bawang sejak 2018 dan mengangkut 105 barel endapan minyak mentah yang kini dikategorikan sebagai limbah B3. Proses pemindahan limbah ini menjadi perhatian bersama mengingat potensi bahayanya terhadap ekosistem laut dan masyarakat pesisir di sekitarnya. (Smty/Tim)
Social Header