Ketua FPII, Dra. Kasihhati, bersama Pengawas DPI, Adv. Lilik Adi Gunawan, S.H., melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin, Bandung.
Bandung, Bali Berkabar — Ketua Presidium Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Dra. Kasihhati bersama Pengawas Dewan Pers Independen (DPI) Adv. Lilik Adi Gunawan, S.H. melakukan anjangsana ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Sukamiskin, Bandung, Rabu (13/8/2025). Kunjungan ini disambut langsung oleh Kalapas Fajar Nur Cahyono yang memaparkan berbagai program pembinaan, khususnya ketahanan pangan nasional.
Program ketahanan pangan di Lapas Sukamiskin menjadi bagian dari pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan (WBP). Berbagai kegiatan pertanian dijalankan, mulai dari budidaya kangkung sistem hidroponik hingga melon dengan teknologi smart farming.
“Hasil panen tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan di lapas, tetapi juga berpotensi disalurkan ke masyarakat, memberikan manfaat ekonomi, dan menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” ujar Fajar.
Fajar menjelaskan, pembinaan di Lapas Sukamiskin terbagi menjadi dua: pembinaan kepribadian yang menanamkan nilai tanggung jawab dan moral, serta pembinaan kemandirian yang membekali keterampilan praktis seperti pertanian, percetakan, dan budidaya jamur tiram.
Bengkel Kerja Bersejarah
Ka KPLP Lapas Sukamiskin, Prayogo Mubarak, memaparkan bahwa bengkel kerja di lapas ini sudah ada sejak 1924, saat penjara Sukamiskin masih dikenal sebagai Straaf Gevangernis Voor Intelectuelen. Presiden pertama RI, Soekarno, bahkan pernah mengoperasikan salah satu mesin cetak garis pada 1927.
Kini, bengkel kerja menjadi pusat pelatihan keterampilan, meliputi percetakan buku register, budidaya jamur tiram, pertanian, dan jasa pangkas rambut. Prinsipnya, kegiatan ini berorientasi pada treatment dan profit, sehingga warga binaan dapat mandiri setelah bebas.
Kolaborasi Media dan Lapas
Dalam kesempatan itu, Adv. Lilik Adi Gunawan menegaskan pentingnya sinergi antara lapas dan media pers untuk menyebarkan informasi positif tentang pembinaan di dalam lapas.
“Kolaborasi dan sinergitas dengan media pers adalah kebutuhan yang tidak bisa dielakkan. FPII siap membuka diri dan membangun kerja sama demi menyukseskan program ketahanan pangan nasional di Lapas Sukamiskin,” kata Lilik, yang juga Dewan Pakar FPII.
Ketua Presidium FPII, Dra. Kasihhati, mengapresiasi langkah Lapas Sukamiskin yang tidak hanya fokus pada pembinaan kepribadian, tetapi juga pemberdayaan ekonomi melalui pertanian modern.
“Program ini memberi manfaat ganda: membina warga binaan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sekaligus berkontribusi pada perekonomian negara,” ujarnya.
Dukungan Berbagai Pihak
Program ketahanan pangan di Lapas Sukamiskin mendapat dukungan dari Ombudsman Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dan Kakanwil Ditjenpas Jawa Barat. Ke depan, kolaborasi dengan media diharapkan semakin memperluas manfaat program ini bagi publik.
(Tim/Red)
Sumber: Presidium Forum Pers Independent Indonesia (FPII)


Social Header