Denpasar, baliberkabar.id - Suasana duka menyelimuti Gang II No. 1, Banjar Abasan, Kelurahan Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur. Seorang pelajar berusia 15 tahun berinisial KST ditemukan tewas gantung diri di halaman rumahnya, Kamis (16/10/2025) sekitar pukul 11.00 Wita.
Remaja yang masih duduk di bangku sekolah itu ditemukan sudah tidak bernyawa tergantung di pohon jeruk lemo dengan seutas tali nilon berwarna biru melilit lehernya. Kejadian itu pertama kali diketahui oleh seorang saksi yang baru pulang dari berjualan dan mendapati korban sudah tergantung di halaman belakang rumah.
Tak lama kemudian, petugas Polsek Denpasar Timur bersama Tim Identifikasi Polresta Denpasar tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Di sekitar lokasi, polisi menemukan beberapa barang bukti, termasuk kursi, parfum, tali nilon berwarna biru, serta dua lembar surat tulisan tangan yang diduga ditulis oleh korban sebelum mengakhiri hidupnya. Isi surat tersebut begitu menyayat hati.
Dalam surat pertama, korban menulis pesan penuh penyesalan kepada sang ayah:
“Omang akan denger kasih sayang bapak, perjuangan bapak. Tapi Omang minta maaf sama bapak, Omang belum bisa kasih harapan yang bapak inginkan. Omang sayang bapak.”
Sementara surat kedua berisi pesan pendek kepada teman-temannya:
“Aku minta maaf sama temen-temenku kalo aku ada salah. TMPYK Rujak Sekawan Limo.”
Kasi humas Polresta Denpasar, Iptu I Ketut Sukadi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah melakukan langkah-langkah penanganan di lapangan dan memastikan tidak ada unsur kekerasan dalam kematian korban.
“Benar, kami menerima laporan adanya seorang remaja yang ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di wilayah Denpasar Timur. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar Iptu Sukadi, Jumat (17/10/2025).
Lebih lanjut, Sukadi menjelaskan bahwa pihak kepolisian juga menemukan surat tulisan tangan yang berisi permintaan maaf korban kepada keluarga dan teman-temannya.
“Di lokasi ditemukan dua surat yang diduga ditulis oleh korban. Isinya menyampaikan permintaan maaf dan ungkapan kasih sayang kepada ayahnya. Dari keterangan keluarga, korban diketahui tidak memiliki masalah yang menonjol, dan keluarga menganggap kejadian ini sebagai musibah,” kata Sukadi.
Pihak keluarga korban juga telah membuat surat pernyataan resmi dan memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum. Jenazah korban saat ini disemayamkan di rumah duka.
Peristiwa tragis ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kondisi mental remaja yang masih rentan secara emosional.
“Kami mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi anak-anak dan remaja di lingkungan masing-masing. Jika ada tanda-tanda tekanan atau perilaku yang mengkhawatirkan, segera cari bantuan dan jangan biarkan mereka menghadapi masalah sendirian,” tutup Iptu Sukadi.
Catatan Redaksi: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami tekanan psikologis atau memiliki pikiran untuk Baik (smty)
Social Header