Breaking News

Setahun Bergerak Berdampak, Lapas Narkotika Yogyakarta Konsisten Jalankan 13 Program Akselerasi Kemenkumham

Yogyakarta, baliberkabar.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Yogyakarta menandai satu tahun pelaksanaan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dengan berbagai capaian nyata di bidang pelayanan, pembinaan, keamanan, dan pemberdayaan warga binaan. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen mewujudkan Asta Cita Presiden untuk tata kelola pemerintahan yang profesional, responsif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Selama tahun berjalan, Lapas Narkotika Yogyakarta terus memperkuat program pembinaan bagi warga binaan. Melalui program rehabilitasi sosial, pendidikan pesantren At-Tawabin, serta pelatihan kerja produktif, warga binaan dilatih menghasilkan berbagai produk unggulan seperti tempe dan kerajinan kulit.
Program ini merupakan implementasi dari akselerasi Penguatan dan Peningkatan Pendayagunaan Warga Binaan, yang bertujuan mencetak warga binaan berdaya saing dan siap berkontribusi di masyarakat.

Dari sisi keamanan, Lapas secara konsisten menggelar razia rutin, tes urine berkala, dan memperkuat sistem deteksi dini gangguan keamanan.
Upaya ini mendukung penerapan program Zero Halinar (Handphone, Pungli, dan Narkoba) yang menjadi prioritas nasional.
Selain itu, kolaborasi dengan TNI, Polri, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) terus diperkuat sebagai wujud akselerasi Sinergi Antar Aparat Penegak Hukum.

Dalam mendukung kemandirian serta ketahanan pangan, Lapas Narkotika Yogyakarta memberdayakan warga binaan melalui kegiatan pertanian hortikultura, penanaman singkong dan jagung, serta budidaya ikan lele dan nila.
Hasil panen dan produksi sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Lapas, sementara sisanya menjadi bekal keterampilan bagi warga binaan setelah bebas.

Tidak hanya fokus di dalam tembok Lapas, perhatian juga diberikan kepada keluarga warga binaan dan masyarakat sekitar melalui program bantuan sosial.
Program ini menjadi bentuk kepedulian dan pendekatan humanis, sejalan dengan nilai dasar Pemasyarakatan yang berorientasi pada pemulihan dan reintegrasi sosial.

Untuk mengatasi persoalan overcapacity dan overcrowding, Lapas Narkotika Yogyakarta menerapkan berbagai langkah komprehensif, termasuk pemberian amnesti kepada delapan warga binaan yang memenuhi syarat administratif dan berperilaku baik.
Selain itu, Lapas juga mengoptimalkan layanan publik berbasis digital guna mempercepat akses pelayanan dan meningkatkan transparansi, sesuai semangat reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah.

Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Gumilar Budirahayu, menegaskan bahwa seluruh capaian selama satu tahun terakhir merupakan hasil kerja kolektif seluruh jajaran dan warga binaan.

“Satu tahun ini menjadi pembuktian bahwa akselerasi bukan hanya kebijakan di atas kertas, melainkan gerakan nyata yang kami jalankan dalam setiap aspek pembinaan, keamanan, dan pelayanan. Kami terus berkomitmen menghadirkan Pemasyarakatan yang berdampak bagi negara dan masyarakat sebagai bagian dari cita besar Asta Cita Presiden,” ujar Gumilar di ruang kerjanya, Selasa (22/10/2025).

Dengan berbagai langkah inovatif dan kolaboratif tersebut, Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta kini tidak hanya menjadi tempat pembinaan, tetapi juga motor penggerak transformasi menuju sistem pemasyarakatan modern yang humanis, produktif, dan berorientasi pada masa depan. (Smty)
© Copyright 2022 - Bali Berkabar