Breaking News

Pemuda Bali Didorong Jadi Garda Terdepan Hadapi Gempuran Modernisasi: Jambore Adat Batur 2025 Resmi Dibuka

Wamen Kebudayaan, Giring Ganesha, secara virtual membuka acara Jambore Pemuda Adat.

Bangli, baliberkabar.id - Adat dan tradisi Bali kini menghadapi tekanan besar akibat derasnya arus pariwisata, perubahan gaya hidup, serta penetrasi budaya populer Barat yang makin kuat di kalangan generasi muda. Dalam situasi ini, peran pemuda adat menjadi sangat strategis sebagai penjaga nilai, identitas, dan ketahanan budaya Bali.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, bersama Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, menggelar Jambore Pemuda Adat Kawasan Gunung Batur 2025 di Wantilan Tunon Batur, Kintamani, Bangli, pada 21–24 November 2025.

Acara ini diikuti 500 peserta dari 22 desa adat di kawasan Gunung Batur, yang terdiri atas pemuda adat, pemangku adat, Majelis Desa Adat, komunitas budaya, lembaga adat, serta unsur pemerintah daerah. Jambore dibuka secara virtual oleh Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, dan akan ditutup oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.

Dalam sambutannya, Wamen Kebudayaan Giring Ganesha menegaskan bahwa pemuda adat Bali kini berada di garis pertempuran terdepan menghadapi disrupsi teknologi, gaya hidup serba instan, dan gempuran budaya luar yang semakin menggeser nilai lokal.

“Pemuda adat memegang peran vital dalam menjaga ekosistem pemajuan kebudayaan. Mereka adalah garda terdepan menjaga nilai-nilai budaya dan ketahanan bangsa. Tantangannya tidak mudah, perubahan gaya hidup akibat arus pariwisata dan tekanan teknologi sangat masif, tetapi kekuatan tradisi Bali memberi kita keyakinan bahwa pemuda adat mampu menghadapinya,” ujar Giring.

Ia menekankan bahwa tantangan kebudayaan saat ini bukan hanya soal mempertahankan tradisi, tetapi juga bagaimana adat bisa tetap relevan di tengah realitas sosial yang berubah cepat.

Penyelenggaraan jambore tahun ini bertepatan dengan momentum penetapan Kaldera Gunung Batur sebagai UNESCO Global Geopark (20 September 2012). Keunikan geologi, jejak budaya, dan nilai spiritual kawasan ini menjadi landasan kokoh bagi kegiatan yang berfokus pada regenerasi kepemimpinan adat, pelestarian tradisi, serta inovasi budaya berbasis kearifan lokal.

Selama empat hari, peserta mengikuti berbagai kegiatan penguatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan budaya, antara lain:
- Ritual adat
Menjadi ruang sakral untuk mempelajari nilai, simbol, dan kesinambungan tradisi antargenerasi.
- Diskusi dan workshop produk budaya.
Meliputi pembuatan tipat banten, katik satai, loloh cemcem, dan berbagai kerajinan khas Batur untuk memastikan budaya tetap hidup dalam keseharian.
- Ruang inovasi dan kolaborasi budaya.
Mendorong ide lintas sektor untuk melahirkan ekspresi budaya baru yang tidak meninggalkan akar lokal.
- Pertunjukan seni dan pamer karya.
Menjadi panggung kreativitas pemuda adat dan sanggar budaya dari desa-desa di kawasan Gunung Batur.

Jambore Pemuda Adat Kawasan Gunung Batur 2025 bertujuan:
1. Menghasilkan rekomendasi dan komitmen bersama untuk keberlanjutan budaya adat.
2. Meningkatkan kapasitas dan kreativitas pemuda adat.
3. Mendorong regenerasi nilai, kearifan, dan kepemimpinan adat di kalangan generasi muda.
4. Memperkuat solidaritas dan jejaring komunitas adat antardesa.
5. Menumbuhkan kebanggaan sebagai penjaga budaya Bali.

Dalam konteks perubahan sosial dan disrupsi teknologi yang semakin cepat, pemuda adat diharapkan mampu menjaga keberlanjutan pengetahuan lokal, praktik budaya, dan pengelolaan wilayah adat.

Melalui jambore ini, generasi muda didorong untuk mengonsolidasikan gagasan, memperkuat solidaritas, serta membangun kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai leluhur, sekaligus adaptif terhadap dunia modern.

Adat Bali harus tetap hidup. Dan masa depan itu kini berada di tangan para pemuda adat. (Smty)
© Copyright 2022 - Bali Berkabar