Karangasem, Baliberkabar.id - Polsek Kawasan Pelabuhan Padangbai bergerak cepat menindaklanjuti video cekcok antara wisatawan dan sopir lokal yang viral di media sosial pada Kamis, 27 November 2025. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 16.00–17.00 Wita di sebelah Kantor BRI Cabang Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem.
Peristiwa bermula ketika wisatawan asal Lombok, Linda, bersama keluarganya tiba di Padangbai dan hendak menuju Uluwatu. Linda telah melakukan pemesanan transportasi secara online melalui I Gede Karya. Karena sedang berada di luar kota, Gede Karya mengalihkan penjemputan kepada rekannya, Nasun, yang datang menggunakan kendaraan di luar antrean resmi Paguyuban Driver Padangbai.
Melihat Linda menaiki kendaraan dari luar antrean, sopir lokal I Komang Putrayana menegur.
“Saya hanya mengingatkan agar ikut antrean. Di Padangbai sudah ada sistem dan aturan paguyuban. Jadi bukan soal uang, tapi soal ketertiban,” ujar Putrayana dalam klarifikasi.
Sementara Linda merasa sudah membayar penjemputan melalui Gede Karya, sehingga menganggap teguran tersebut tidak tepat.
“Saya kira mobil itu penjemput resmi karena saya sudah bayar. Saya juga capek dan buru-buru, jadi saya kaget ketika ditegur,” kata Linda melalui video call yang difasilitasi polisi.
Cekcok itu direkam dan diunggah ke media sosial, hingga viral dengan narasi adanya dugaan pemalakan terhadap wisatawan.
Menindaklanjuti kejadian itu, Kapolsek memerintahkan Pawas IPTU I Made Kaya Arcana bersama AIPTU I Komang Suparta untuk memanggil pihak yang terlibat, yaitu I Komang Putrayana, I Nyoman Perdana Putra, Ngurah Putu Eka Putra, dan I Gede Karya. Polisi kemudian melakukan klarifikasi dan mengumpulkan keterangan dari masing-masing pihak.
Dalam pemeriksaan, Putrayana menegaskan tidak pernah meminta uang tambahan.
“Tarif tetap Rp300 ribu sesuai tujuan ke Uluwatu. Tidak ada saya meminta lebih atau memalak,” ujarnya.
Sementara itu, Gede Karya mengakui kesalahannya karena mengalihkan penjemputan tanpa koordinasi dengan sopir lokal.
“Saya minta maaf kepada driver Padangbai karena tidak koordinasi. Ini kelalaian saya dan tidak akan saya ulangi,” ungkapnya.
Untuk meluruskan informasi publik dan mendinginkan suasana, IPTU I Made Kaya Arcana menghubungi Linda melalui video call dan melakukan mediasi. Dalam komunikasi tersebut, Linda mengakui bahwa insiden itu hanyalah kesalahpahaman.
“Saya mohon maaf kepada sopir-sopir Padangbai. Videonya sudah saya hapus supaya tidak jadi masalah. Kemarin saya memang lelah sekali dan sedang terburu waktu,” ujar Linda.
Sopir lokal pun membalas permintaan maaf tersebut.
“Kami juga minta maaf jika suasananya sempat panas. Yang penting sekarang sudah jelas dan selesai,” kata Putrayana.
IPTU I Made Kaya Arcana menegaskan bahwa tidak ditemukan unsur pemalakan dalam kejadian tersebut.
“Setelah klarifikasi, kejadian itu murni kesalahpahaman tentang aturan antrean angkutan lokal. Semua pihak sudah saling memaafkan dan permasalahan selesai secara damai,” tegasnya.
Polsek Padangbai mengimbau seluruh wisatawan dan penyedia jasa transportasi agar mengikuti aturan yang berlaku di area pelabuhan demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama. (Sdn)


Social Header