Breaking News

Gegara Hutang-Piutang Pasutri Asal Buleleng Dibacok dan Dicekik di Denpasar, Begini Kronologinya

Komang Maleneo Bramastha dirawat di Rumah Sakit Wangaya.

Denpasar - Bali Berkabar | Ibarat air susu dibalas air tuba, kata pepatah ini terjadi pada Komang Maleneo Bramastha (24 Tahun), pria asal Buleleng ini dibacok oleh temannya sendiri bernama Yudha yang dikasi pijaman uang sebesar Empat Ratus Jutaan.

Pembacokan yang dilakukan Yudha (Pelaku) justru di rumahnya sendiri di Jalan Gunung Andakasa, Denpasar Barat.

Dan pelaku kini telah mendekam di sel Polsek Denpasar Barat untuk dilakukan penyelidikan lebih mendalam karena ada dugaan pelaku telah berencana untuk menghilangkan nyawa korban, sebab ada lubang di rumah pelaku yang diduga untuk mengubur jasad korban setelah meninggal.

Hingga saat ini, pihak kepolisian dari Polsek Denpasar Barat masih melakukan peyelidikan lebih dalam dan meminta keterangan dari saksi guna mengungkap kasus ini agar terang-benderang.

Untuk mengetahui keadaan korban dan menggali informasi lebih mendetail terkait kejadian yang dialaminya. Awak media baliberkabar.id menjenguk korban yang sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Wangaya - Denpasar,  pada Kamis, (21/12/2023) pukul 19.30 wita.

Setelah mendapatkan ijin dari korban dan keluarga korban, komang Maleneo menceritakan dari awal kronologi kenapa dirinya di bacok hingga dilarikan ke RS Wangaya.

Maleneo bercerita bermula pada hari Selasa, (19/12/2023) siang, dirinya ditelpon oleh pelaku untuk diajak bertemu, katanya, pelaku akan membayar hutangnya. Namun ketemuannya sore. Tetapi karena belum mendapatkan kepastian pada hari itu, (berkomunikasi lewat Whatsapp) korban tidak jadi ke Denpasar.

Besoknya di Hari Pagerwesi (20/12/23) lagi dihubungi pelaku untuk diminta datang ke Denpasar. untuk mendapatkan kepastian, korban bertanya kepada pelaku melalui chat Whatsapp, "serius ni?", tanyanya. Merasa mendapatkan kepastian lalu korban bersama istrinya, Ni Putu Vivi Ary Anggreni (24) berangkat ke Denpasar. 

Sebelum mendatangi rumah pelaku, ia bersama istrinya mampir ke rumah mertuanya di Kreneng sembari menunggu share lokasi tempat bertemu dengan pelaku.

"Setelah dikirim sharelok itu, sampai disana sekitar jam 7 malam kurang, langsung biasa ngobrol, trus ditawarin teh kopi, habis itu diajak makan nasi goreng bareng, terus setelah itu main bareng Mobile Legend", tutur Maleneo.

Terkait adanya pemberitaan di salah satu media online yang menyebutkan pada waktu itu ada minum - minuman keras, maleneo membantah dengan keras berita tersebut. "Gak ada itu, itu berita hoax, yang ada dia (pelaku) menawari minum kopi teh, dan saya juga bawa minuman teh botol sendiri", ungkapnya.

"Kami bermain game hingga larut malam di kamar, karena merasa gerah lalu kita keluar kamar tamu dan duduk di halaman rumah main game sambil menunggu ibunya yang katanya akan membawakan uang", ujar Maleneo melanjutkan ceritanya.

Ditengah bermain game itu, pelaku bilang akan ke kamar mandi, karena tidak menaruh curiga, maleneo terus melanjutkan main game.

"Tiba-tiba saya merasakan benturan keras di belakang  kepala dua kali hingga saya tersungkur, dan spontan berteriak minta tolong", kata maleneo sambil bersandar di bantal ranjang rumah sakit.

Bahkan pelaku sempat mengancam akan membunuh mereka berdua.

"Kalau tidak diam, kubunuh kalian berdua", kata maleneo menirukan ucapan pelaku.

Ni Putu Vivi Ary Anggreni, merasa trouma dengan kejadian yang menimpa suami dan dirinya.

Sementara istri maleneo, Ni Putu Vivi Ary Anggreni (24) membenarkan apa yang disampaikan suaminya. Dan iapun kembali menceritakan kejadian pembacokan terhadap suami tercintanya.

"Mereka berdua Mobile Legend, saya main Puzle, terus kok lama berjam -jam mengulur-ulur waktu, dengan alasan kalau uangnya masih dibawa ibunya. Katanya ibunya masih sembahyang di Pura Sempidi, masih ngantri, masih nganteb katanya, gitu-gitu saja alasannya dari awal-awal sampai berjam-jam,  sampai jam 12 malam, jam 1 pagi sampai setengah 2 pagi, saya sudah ngantuk banget", ulas vivi.

Karena merasa panas di kamar, pelaku mengajak korban keluar nyari angin.

"Diajaklah suami saya keluar, terus saya diem di dalam, disuruhlah istirahat. Saya masih main game, habis itu saya sudah kayak ngantuk, terus saya tidur bentar, tiba-tiba saya dengar suara teriakan suami minta tolong. saya lihat suami saya sudah berlumuran darah, sambil dipegang (digelut) keras gitu". Kata Vivi.

Melihat suaminya yang sudah berlumuran dan digremet (digelut dengan keras) Vivi langsung lari keluar minta tolong lalu terjatuh.

"Setelah jatuh, saya coba lari lagi tapi sudah keburu ditangkap, terus saya sama suami saya langsung dibekap, habis dibekap langsung dicekek, terus saya berontak-berontak minta tolong sama suami saya minta tolong minta tolong, akhirnya saya bisa nobrak pagarnya, langsung keluar, ada warga di samping langsung saya diam di rumah warganya itu. Terus warganya itu.

Wargapun membantu mengeluarkan sepeda motor dan barang-barang korban yang masih didalam.

"Saya sama suami takut masuk ke dalam lagi. Sudah dikeluarin saya langsung naik motor, suami saya berlumuran darah pakai helm langsung saya dibonceng, terus saya balik ke rumah bapak saya ke Kreneng, dah itu langsung saya telpon ambulan dan dibawa ke wangaya," jelas VIvi.

Sedangkan paman korban yang bernama Jro Douglas menyebutkan kalau ponakannya diduga telah direncanakan akan dibunuh, karena menurut informasi yang dia dengar di lingkungan rumah pelaku ada lubang yang diduga akan dipakai mengubur korban.

"Kemungkinan ponakan saya sudah direncanakan akan dibunuh, dan lubang itu kemungkinan rencananya akan dipakai mengubur ponakan saya", kata Jro Douglas saat menjenguk ponakannya di Rumah sakit Wangaya. 

Dari kejadian tersebut, Korban Maleneo mengalami luka robek di kepala bagian belakang dan di leher bagian belakang dengan luka yang cukup serius. (Smty)


© Copyright 2022 - Bali Berkabar