Breaking News

Ketua Umum FRN Soroti Praktik Politik Uang di Gorontalo: "Cukong Politik RSB Adalah Awal Kehancuran Demokrasi"

Gorontalo - baliberkabar.id | Ketua Umum Fast Respon Nusantara (FRN), Raden Mas Agus Rugiarto, SH., MH., yang akrab disapa Agus Flores, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi demokrasi di Provinsi Gorontalo yang menurutnya tengah berada di titik nadir akibat praktik politik uang yang masif dan sistematis. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa “Politik Uang dan Cukong Politik adalah awal kehancuran Gorontalo.” Jumat, (30 Mei 2025).

Agus Flores menyoroti secara khusus dinamika yang terjadi pada proses Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Gorontalo Utara. Ia menyebut keputusan pleno Bawaslu Provinsi Gorontalo yang menyatakan tidak adanya pelanggaran oleh pasangan calon nomor 2 sebagai bentuk ketidakadilan dan mencerminkan kerusakan sistem politik di daerah tersebut.

"Saya mengikuti secara cermat fakta-fakta yang terungkap dalam sidang Money Politik PSU di Gorontalo Utara yang digelar oleh Bawaslu. Sementara Polres Gorontalo Utara telah melakukan penahanan terhadap beberapa kepala desa dan warga yang terbukti terlibat langsung dalam praktik politik uang, bahkan enam orang lainnya kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun, hasil rapat pleno Bawaslu justru menyebut tidak ada pelanggaran. Ini sungguh mencederai keadilan," tegasnya.

Menurutnya, pemimpin yang terpilih melalui praktik politik uang cenderung akan mengembalikan “modal” yang telah dikeluarkan saat kampanye, terutama jika modal tersebut berasal dari “Cukong Politik RSB” atau Rusak Sistem Berpolitik. Agus Flores menilai, hal ini menjadi awal dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

"Ada dua kabupaten di Bumi Serambi Madinah yang sedang diterpa isu dan diduga kuat menjadi wilayah permainan Cukong Politik RSB. Kepala daerah yang menjabat dengan beban utang politik akan lebih mengutamakan kepentingan cukong ketimbang rakyat," ujarnya.

Lebih lanjut, Agus Flores yang juga merupakan mantan Ketua YLKI Gorontalo menekankan bahwa politik uang adalah bentuk pengkhianatan terhadap mandat rakyat dan nilai-nilai demokrasi. Ia menyebut politik uang sebagai akar dari korupsi yang dapat memicu penyelewengan anggaran, rusaknya prinsip keadilan, dan lahirnya pemimpin yang tidak kompeten.

“Politik uang menciptakan budaya politik yang buruk, di mana uang menjadi penentu utama dalam pemilihan. Ini bukan hanya merusak demokrasi, tetapi juga mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial dalam jangka panjang,” tambahnya.

Agus Flores menyerukan kepada seluruh elemen bangsa, khususnya di Gorontalo, untuk bersatu menolak praktik politik uang dan mendesak penegakan hukum yang adil dan tidak tebang pilih. Ia menegaskan bahwa hanya dengan integritas dan keberanian melawan cukong politik, masa depan demokrasi dan pembangunan daerah dapat diselamatkan. (Smty)

© Copyright 2022 - Bali Berkabar