Breaking News

RSUD Buleleng Resmikan Ruang Inap Jiwa: Solusi Dekat untuk Kesehatan Mental Masyarakat

dr. Putu Arya Nugraha.Direktur RSUD Buleleng.

Buleleng — baliberkabar.id | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng kini menghadirkan layanan rawat inap khusus pasien dengan gangguan jiwa melalui peresmian Ruang Akasia, sebuah terobosan penting dalam pelayanan kesehatan mental di Bali Utara.

Langkah ini menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak masyarakat Buleleng yang selama ini harus menempuh perjalanan jauh ke RS Jiwa Bangli untuk mendapatkan perawatan intensif.

Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, menjelaskan bahwa kehadiran Ruang Akasia merupakan bentuk komitmen rumah sakit dalam menyediakan layanan kesehatan jiwa yang lebih terjangkau, manusiawi, dan mudah diakses.

“Selama ini, pasien dengan gangguan jiwa berat harus dirujuk ke Bangli. Selain jarak yang jauh, biaya dan tenaga pendamping menjadi beban tambahan. Kini kami hadirkan solusi agar pasien bisa dirawat di Buleleng, dekat dengan keluarganya,” ujar dr. Arya. Senin (23/6/2025).

Ruang Akasia dibangun dengan desain khusus yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan psikologis pasien. Terdiri atas lima bangsal, salah satunya adalah ruang isolasi berkeamanan tinggi untuk menangani pasien dengan risiko tinggi yang berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Sementara empat bangsal lainnya diperuntukkan bagi pasien dengan gejala sedang, seperti kegelisahan atau agitasi, namun tanpa risiko kekerasan. Penataan ruang dipastikan terpisah dari bangsal umum, namun tidak menciptakan kesan pengurungan.

“Kami ingin pasien merasa aman dan tenang, tanpa merasa seperti di penjara. Semua aspek kami rancang sesuai standar Kemenkes, dari struktur bangunan hingga alur pelayanan,” jelasnya.

Ruang Akasia didukung dua psikiater aktif dan tenaga medis profesional lainnya. Layanan medis juga dilengkapi obat-obatan psikiatri yang lengkap serta sarana penunjang seperti alat restrain untuk kondisi darurat medis.

Sebelum resmi beroperasi, ruang ini telah melalui proses visitasi dan evaluasi ketat dari Kementerian Kesehatan. Menurut dr. Arya, layanan ini tidak dibuka secara serampangan, tetapi benar-benar telah memenuhi seluruh Standar Pelayanan Minimal (SPM) nasional.

“Ini bukan layanan darurat yang asal ada. Semua sudah diverifikasi dan disesuaikan, dari SOP hingga kesiapan sumber daya,” tegasnya.

Tak hanya aspek medis, RSUD Buleleng juga menyiapkan pendekatan rehabilitatif. Halaman terbuka disediakan untuk terapi psikologis, dan ke depan akan dilengkapi fasilitas olahraga serta aktivitas seni bagi pasien dalam masa pemulihan.

“Kami ingin pasien tak hanya sembuh secara medis, tetapi juga pulih secara batin. Mereka butuh tempat untuk mengekspresikan diri, menemukan harapan, dan merasa dihargai,” imbuhnya.

Meski layanan rawat inap jiwa telah tersedia, RSUD Buleleng tetap membuka opsi rujukan untuk terapi lanjutan seperti terapi kejut listrik (ECT) yang belum tersedia di fasilitas ini.

“Kami tetap kolaboratif. Jika ada kebutuhan terapi yang lebih kompleks dan memerlukan alat khusus, pasien akan dirujuk ke fasilitas dengan peralatan yang lebih lengkap,” tutup dr. Arya. (Smty)
© Copyright 2022 - Bali Berkabar