Buleleng - baliberkabar.id | Seorang pria bernama Ketut Yudi Pradika, yang berusia 31 tahun, ditemukan oleh warga dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Ia diketahui mengambil keputusan tragis dengan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Lokasi kejadian tersebut adalah di sebuah pohon durian yang tumbuh di dekat rumahnya, tepatnya di kawasan Banjar Dinas Menagung, Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar. Sabtu pagi (14/12/2024).
Penemuan ini tentu saja mengejutkan dan mengundang rasa duka bagi warga sekitar serta keluarganya.
Bhabinkamtibmas Desa Kayuputih, Polsek Banjar, Aipda I Kadek Sudile Jaya, S.H., yang datang ke lokasi kejadian bersama Babinsa, memberikan keterangan bahwa jasad Korban pertama kali ditemukan oleh Made Suarini, seorang wanita berusia 58 tahun yang merupakan ibu kandung dari korban. Penemuan jasad terjadi pada pagi hari ini sekitar pukul 05.30 Wita.
Made Suarini menemukan jasad anaknya setelah kembali dari menginap di rumah besannya yang terletak di Desa Gunung Sari, Kecamatan Seririt.
"Begitu hendak sampai dirumah,saksi melihat korban sudah dalam keadaan tergantung pada dahan pohon durian yang ada didekat rumahnya," terang Sudile Jaya.
Bhabinkamtibmas menjelaskan bahwa pada hari Jumat sore kemarin, korban sempat mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya. Dalam pesan tersebut, dia meminta istrinya untuk menjaga dan merawat anak-anak mereka karena dia berencana untuk pergi jauh. Pesan yang mengkhawatirkan ini membuat ibu kandung korban merasa cemas.
Mengetahui isi pesan seperti itu, ibu kandung korban segera melaporkannya kepada perbekel. Respons cepat datang dari perbekel, yang langsung mengerahkan linmas dan mengajak warga setempat untuk melakukan pencarian guna memastikan keselamatan korban dan mengetahui keberadaannya.
"Sebelumnya ditemukan, upaya pencarian terhadap korban telah dilakukan oleh pihak pemerintah desa dengan menerjunkan anggota Linmas bersama warga hingga tengah malam tadi," terangnya.
Di sisi lain, Kapolsek Banjar, Kompol Dr I Gede Putu Semadi, S.I.P., M.Pd., ketika dihubungi untuk konfirmasi, mengungkapkan bahwa korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan tragis menggunakan tali nilon berwarna biru. Tali tersebut diikat erat pada dahan pohon durian. Saat korban ditemukan, tubuhnya sudah tidak bernyawa dan menunjukkan semua tanda-tanda yang biasa terlihat pada orang yang melakukan gantung diri.
"Dari hasil pemeriksaan luar jenazah oleh petugas medis tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, hanya ada bekas jeratan di leher dan keluar air mani dari kemaluan seperti tanda-tanda umumnya orang meninggal gantung diri," jelas Kapolsek Banjar saat dikonfirmasi awak media ini pada Minggu (15/12/2024) pagi.
Lebih lanjut, Kompol Semadi menjelaskan bahwa dari pihak keluarga almarhum Ketut Yudi Pradika, sudah ada penerimaan penuh atas kejadian ini dengan hati yang ikhlas. Keluarga menganggapnya sebagai musibah yang datang dari Tuhan dan telah memutuskan untuk tidak melanjutkan proses autopsi maupun penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kematian. Oleh karena itu, jenazah almarhum diserahkan dengan hormat kepada keluarganya agar segera bisa dimakamkan sesuai adat dan tradisi yang berlaku.
"Kami memahami keputusan keluarga dan menghormati permohonan mereka untuk segera memakamkan jenazah, dengan demikian kami serahkan sepenuhnya ke pihak keluarga," demikian disampaikan oleh Kapolsek sebagai kalimat penutupan pernyataannya. (Sdn)
Social Header