Photo Doc: Lukisan “Tikus dalam Burung Garuda” karya seniman Rokhyat asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Lukisan yang menggambarkan Tikus dalam Garuda menjadi simbol kritis dari kondisi sosial yang sedang terjadi. Dalam karya seni ini, terdapat sebuah pesan mendalam yang menggambarkan keadaan bangsa yang terancam oleh korupsi, diibaratkan dengan tikus yang menggerogoti burung Garuda, lambang negara Indonesia. Sedangkan "Tagar Indonesia Gelap" menyiratkan keresahan dan kegelapan situasi akibat tindakan-tindakan yang diduga menyalahi integritas dan moral bangsa".
Bali - Dalam menjalani kehidupan berdemokrasi yang berpegang pada prinsip-prinsip hukum, kita memahami bahwa tidak semua keputusan dapat menyenangkan semua orang atau memenuhi keinginan setiap individu secara sempurna. Akan selalu ada perbedaan pendapat, baik suka maupun tidak suka. Namun, yang penting adalah bagaimana seorang pemimpin harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat saat menjalankan tugas kenegaraannya dengan berfokus pada dan demi kesejahteraan serta kepentingan masyarakat secara luas.
Menjadi penguasa atau menguasai kekuasaan adalah hal yang sah, namun hal tersebut seharusnya tidak digunakan untuk menekan atau menindas kelompok yang lebih lemah apalagi rakyat sendiri. Begitu pula, memiliki harta atau menjadi kaya juga merupakan hak setiap orang, namun janganlah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta duniawi itu. Penting pula memastikan bahwa harta tersebut diperoleh dengan cara yang bersih dari korupsi.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, masyarakat dan mahasiswa kini semakin cerdas dalam menyadari bahwa keberadaan serta pengaruh oligarki politik pemerintah yang mencakup berbagai aspek semakin nyata dan dianggap merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Situasi ini harus diatasi sejak dini. Hal ini penting agar kita dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih adil dan benar-benar demokratis. Dalam lingkungan seperti itu, kebebasan berekspresi dan partisipasi rakyat dalam berbagai proses pengambilan keputusan terjamin sepenuhnya, tanpa ada tekanan atau pengaruh dari kelompok elit yang hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu. Dengan cara inilah, pemerintahan yang terbentuk akan bekerja demi kebaikan semua orang, bukan hanya menguntungkan beberapa pihak tertentu.
Sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara Indonesia, harapan kita adalah agar para pemimpin yang memegang kendali negeri ini mampu menempatkan diri mereka sebagai sosok negarawan sejati. Kita ingin mereka terbebas dari segala bentuk kepentingan pribadi maupun kelompok yang sempit, sehingga mampu meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segala-galanya. Hanya dengan cara seperti itu, Indonesia—tanah air yang kita cintai—dapat tumbuh menjadi negeri yang bukan hanya sekadar kaya secara sumber daya alam, tetapi juga benar-benar makmur dan sejahtera. Seperti yang diinginkan dalam cita-cita luhur gemah ripah loh jinawi, yaitu sebuah negeri yang melimpah akan kekayaan alam, tanahnya subur, dan dapat menjamin kesejahteraan serta keadilan bagi seluruh rakyatnya, tanpa kecuali.
Harapan inilah yang senantiasa kita sematkan, agar di masa depan Indonesia bisa mewujudkan impian-impian mulia ini.
Semoga harapan ini bukan hanya utopia, melainkan tujuan yang harus kita upayakan bersama untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Social Header