Jakarta, BaliBerkabar.id – Kinerja keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mendapat sorotan tajam dari organisasi Perempuan Tangguh Nusantara (PTN). Ketua Umum PTN, Dra. Kasihhati, mendesak Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto untuk segera mengevaluasi dan mencopot Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, karena dianggap gagal mengelola perusahaan listrik negara tersebut.
Dalam keterangannya kepada awak media pada Kamis (21/8/2025) di Jakarta, Kasihhati membeberkan bahwa utang PLN pada tahun 2024 mencapai Rp711,2 triliun, naik signifikan dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp655 triliun. Artinya, dalam satu tahun utang PLN bertambah Rp56,2 triliun, atau setara Rp4,7 triliun per bulan dan Rp156,7 miliar per hari.
“Ini sulit diterima akal sehat. PLN adalah perusahaan dengan hak monopoli penyediaan listrik nasional, tetapi malah mengalami pembengkakan utang dan penurunan laba,” tegas Kasihhati.
Ia juga menyoroti laba PLN yang menurun dari Rp22 triliun pada 2023 menjadi Rp17,7 triliun pada 2024, turun sekitar Rp4,3 triliun. Menurutnya, kondisi ini mencerminkan lemahnya efisiensi dan tata kelola perusahaan.
Atas temuan tersebut, Kasihhati meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen PLN.
“Sudah waktunya pemerintah tidak membiarkan rakyat menanggung beban akibat manajemen yang gagal. Presiden Prabowo harus mencopot Dirut PLN Darmawan Prasodjo,” ujar Kasihhati dengan nada tegas.
Selain itu, ia juga menilai Menteri BUMN Erick Thohir patut mendapat evaluasi serius. “Presiden harus memberi sanksi kepada Menteri BUMN yang dinilai tidak becus dalam mengawasi perusahaan negara, khususnya PLN yang memiliki hak monopoli listrik nasional,” tambahnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak PLN maupun Kementerian BUMN belum memberikan pernyataan resmi terkait desakan yang disampaikan oleh Perempuan Tangguh Nusantara. (Smty)
Social Header