Bali - Bali Berkabar | Bahwa adanya perdebatan sistem pemilu proporsional terbuka dan sistem pemilu proporsional tertutup dalam penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024 mendatang.
Aturan mengenai sistem pemilihan umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum diuji secara materiil ke Mahkamah Konstitusi, dalam hal ini apakah pemilu akan mempergunakan sistem pemilu proporsional terbuka atau sistem pemilu proporsional tertutup.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan mengkaji dari sisi kelebihan dan kekurangan antara sistem pemilu proporsional terbuka atau sistem pemilu proporsional tertutup.
Bahwa perubahan dalam suatu demokrasi yang konstitusional adalah bagian dari suatu proses yang sangat penting untuk memastikan perlindungan, dan pemajuan prinsip-prinsip demokrasi yang berkelanjutan, dalam hal ini ketika perubahan dibuat untuk mendukung proses suatu demokrasi, maka perubahan tersebut berkontribusi pada ketahanan sistem demokrasi itu sendiri untuk tercapainya tujuan demokrasi yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat di pahami dengan adanya perdebatan sistem pemilu proporsional terbuka dan sistem pemilu proporsional tertutup dalam penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024 mendatang, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya keinginan perubahan dalam sistem demokrasi yang berujung pada diujinya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum ke Mahkamah Konstitusi (MK), dalam hal ini apakah pemilu akan mempergunakan sistem pemilu proporsional terbuka atau sistem pemilu proporsional tertutup.
Sistem pemilu proporsional tertutup merupakan sistem pemilihan umum yang hanya memungkinkan masyarakat memilih partai politiknya saja, bukan calon wakil rakyat secara langsung. Saat pemilu dengan sistem ini, pemilih hanya mencoblos tanda gambar atau lambang partai dalam surat suara karena tidak tersedia daftar kandidat wakil rakyat di surat suara. Pada sistem pemilu proporsional tertutup, kursi wakil rakyat akan diberikan pada para calon berdasarkan nomor urut.
sistem pemilu proporsional terbuka adalah sistem pemilu dengan pemilih dapat mencoblos nama atau foto kandidat langsung yang dicantumkan di surat suara.
Sedangkan pada sistem pemilu proporsional terbuka, partai politik menyediakan daftar kandidat wakil rakyat untuk dimasukkan ke surat suara. Kandidat yang meraih suara terbanyak lalu terpilih sebagai wakil rakyat.
Kelebihan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, dapat meningkatkan peran partai politik dalam kaderisasi anggota partainya dalam sistem perwakilan, terciptanya kewibawaan partai politik dalam hal institusionalisasi partai politik sehingga tidak ada kader yang mudah untuk pindah partai, selanjutnya mempermudah penilaian kinerja partai politik dan menekan politik uang ke masyarakat dan korupsi (jual beli suara).
Selanjutnya Kekurangan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup yakni pengkondisian mekanisme pencalonan kandidat wakil rakyat yang tertutup sehingga menguatnya nepotisme dan oligarki di internal partai politik, selanjutnya terbukanya potensi politik uang di internal partai dalam bentuk jual beli nomor urut (penentuan no urut 1 dstnya), serta kurangnya kedekatan calon wakil rakyat dengan pemilih.
Kelebihan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka yaitu mendorong calon wakil rakyat lebih dekat dengan pemilih, mengurangi nepotisme dan jual beli no urut di internal partai, selanjutnya meningkatkan sistem perwakilan yang lebih aspiratif dikarenakan wakil rakyat yang terpilih dipilih langsung oleh pemilih.
Kekurangan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, dalam hal ini meningkatnya ongkos politik dan korupsi kolusi yang sistematis dari saat awal penyelenggaraan sampai dengan akhir pemilihan, kurangnya standar kualifikasi pencalonan karena kurangnya peran partai politik dalam kaderisasi.
Penulis: Dr. I Nyoman Prabu Buana Rumiartha, SH. MH.
Dosen bagian Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana.
Social Header