Breaking News

Dalam Sepekan, Buleleng Diterpa Puluhan Peristiwa Bencana, Ini Dampak dan Upaya Antisipasinya

Buleleng - baliberkabar.id | Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Buleleng, Bali, selama awal Desember 2024, telah membawa dampak cukup signifikan dengan memicu puluhan bencana alam terjadi dalam waktu singkat. 

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencatat sebanyak 46 kejadian bencana dalam periode tersebut, menjadikannya angka tertinggi sepanjang tahun itu. Sebagian besar bencana ini melibatkan pohon tumbang, banjir, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur lainnya, yang semuanya menambah kekhawatiran masyarakat lokal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Buleleng, I Gusti Bagus Rony Ariyana, menyatakan bahwa kejadian luar biasa ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang terkait dengan fenomena cuaca La Nina. Wilayah-wilayah seperti Kecamatan Busungbiu, Banjar, Sukasada, dan Tejakula mengalami curah hujan yang melampaui ambang batas normal, menempatkan daerah-daerah ini dalam kondisi waspada tinggi terhadap banjir dan tanah longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Menghadapi situasi tersebut, BPBD Buleleng bersama instansi lainnya telah menjalankan berbagai upaya pencegahan. Langkah-langkah yang diambil termasuk sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bencana, penebangan pohon yang berisiko tumbang di wilayah rawan, serta kesiapan personel dan peralatan penanganan bencana. Imbauan kepada masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan menghindari daerah berisiko selama hujan deras juga terus digalakkan.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan menghindari aktivitas di lokasi rawan bencana saat hujan deras," ujarnya.

Sementara itu, Made Dwi Wiratmaja, Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi BBMKG Wilayah III Denpasar, memberikan prediksi bahwa cuaca ekstrem ini kemungkinan masih akan berlangsung hingga pertengahan Januari 2025. Meski intensitas hujan diperkirakan menurun menjelang akhir Desember, masyarakat tetap diingatkan untuk ekstra waspada terhadap risiko cuaca buruk. Mengikuti saran dari pihak berwenang, masyarakat diharapkan tidak memaksakan diri untuk bepergian selama kondisi cuaca yang tidak bersahabat untuk menghindari potensi kecelakaan atau terjebak dalam situasi bencana. Mengakses informasi prakiraan cuaca dini dari saluran resmi BMKG sangatlah disarankan agar masyarakat dapat menghindari aktivitas berisiko tinggi selama cuaca ekstrem berlangsung.

"Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Kami mendorong masyarakat untuk tidak memaksakan perjalanan di tengah cuaca buruk untuk menghindari risiko kecelakaan atau terjebak dalam situasi bencana,” tandasnya. (Sdn)
© Copyright 2022 - Bali Berkabar